Dewasa ini, nasabah perbankan menginginkan 'bankers' yang dapat mengerti,
memahami dan mempelajari (dari nasabah) keinginan nasabah secara spesifik serta
menyediakan perhatian individual. Mengerti artinya mempelajari kebutuhan
spesifik secara individu dan memberikan perhatian secara pribadi
(personalized).
Terlebih lagi bagi nasabah-nasabah superkaya (Wealthy Client), dengan
mempunyai jumlah asset/dana yang besar, mereka pun juga mempunyai kecenderungan
untuk menuntut lebih banyak kepada setiap 'bankers'nya. Tuntutan untuk
mendapatkan yang lebih bagi para nasabah super kaya ini (wealthy clients) tidak
hanya mengenai services belaka, tetapi juga termasuk 'return on investment',
keamanan, kenyamanan dan lainnya.
Pihak perbankan saat ini, dalam melayani kebutuhan 'wealthy clients', juga
dituntut untuk memenuhi kebutuhan client baik dalam hal 'banking-needs' hingga
hal yang bersifat 'non-banking needs'.
Wealth Management Services yang belakangan ini mulai berkembang di Indonesia,
adalah merupakan antisipasi yang jitu dari kalangan perbankan untuk memenuhi
segala keinginan para nasabah super kaya tersebut.
Dalam menjawab tantangan dan tuntutan dari 'wealthy clients' tersebut,
Layanan Private Banking atau Wealth Management Services yang diberikan oleh
perbankan saat ini, tidak hanya diberikan secara 'personalized dan customized'
bagi wealthy client secara individual tetapi bahkan juga diperuntukan bagi
keluarga dan generasi/keturunan client tersebut.
Wealth Management Services di Indonesia
Menyediakan produk dan jasa serta pemberian kemudahan fasilitas yang sesuai
dengan perkembangangaya hidup masyarakat, memang menjadi daya tarik
tersendiri bagi masyarakat (khususnya 'wealthy client') untuk menjadi client
suatu bank yang menyediakan layanan Wealth Management dan Private Banking.
Apalagi saat ini client sebagai pengguna jasa membutuhkan pelayanan yang
cepat-akurat serta produk dan jasa yang up-to-date seiring dengan pesatnya
perkembangan teknologi dan sektor keuangan yang semakin canggih.
Layanan Wealth Management dan Private Banking, memang cukup menjanjikan
bagi perkembangan dunia Perbankan di Indonesia saat ini, selain dari peluang
untuk mendapatkan fee based income yang cukup besar, karakter dana client-cient
Wealth Management dan Private Banking juga cenderung lebih banyak ke jangka
panjang (long-term growth).
Peluang untuk mendapatkan bisnis dari pasar Wealth Management dan Private
Banking cukuplah menjanjikan, selain dari potensi pasarnya di Indonesia yang
sangat besar, selain itu, karakter dari para individu nasabah super kaya (High
Networth Client) yang cenderung untuk tidak hanya memilih 1 (satu) bank dalam
memenuhi kebutuhannya tersebut, juga merupakan entry-point yang layak untuk
dimanfaatkan.
Memang, jika kita melihat kondisi pasar Wealth Management dan Private
Banking saat ini, tampak bahwa Bisnis Wealth Management dan Private Banking di
Indonesia didominasi oleh Perbankan Asing (yaitu sekitar 80% dari market
share). Produk dan service yang disediakan oleh Layanan Wealth Management dan
Private Banking Lokal (Local Private Banking) tertinggal jauh dibanding Layanan
yang disediakan oleh Perbankan Asing (Foreign Private Banking). Sebagai contoh,
Citibank Private Banking mempunyai 600 lebih macam produk dan service yang
disediakan bagi client-clientnya.
Namun demikian, bukan berarti peluang bagi Local Private Banking untuk
masuk dan terjun dalam bisnis ini sudah tertutup sama sekali. Karena, dalam
bisnis Wealth Management dan Private Banking, selain produk dan jasa yang
disediakan, hubungan personal (personal relationship) antara 'client' dan
'Private Bankers'nya adalah merupakan fondasi dasar dalam bisnis ini (trust).
Sehingga, walaupun Foreign Private Banking unggul dalam penyediaan produk
dan jasa di bisnis ini, justeru Local Private Banking lebih punya peluang besar
dalam hal membina hubungan (personal relationship) dengan High Networth
Client's tersebut.
Foreign Private Banking yang masuk ke pasar Private Banking di Indonesia
mayoritas merupakan Private Banking yang berkantor di Singapura, sehingga
Relationship Manager atau Private Bankers nya lebih banyak berdomisili di
Singapura.
Sebagai contoh; MeesPierson Private Banking (Fortis) biasanya mengirim Private Bankers nya dari Singapura ke Jakarta khusus untuk melayani client-clientnya dalam bertransaksi.
Sebagai contoh; MeesPierson Private Banking (Fortis) biasanya mengirim Private Bankers nya dari Singapura ke Jakarta khusus untuk melayani client-clientnya dalam bertransaksi.
Foreign Private Bankers, biasanya dalam seminggu, 2 (dua) hari di Jakarta dan
3 (tiga) hari di Singapura.
Sedangkan, Local Private Bankers justeru lebih punya banyak peluang dan
waktu untuk menemui dan membina hubungan dengan para nasabah super kaya
tersebut.
Sehingga, dengan mempunyai kelebihan dalam hal pembinaan 'personal
relationship', Local Private Banking sebenarnya juga mempunyai peluang besar
dalam menggarap dan mendapatkan bisnis dari para nasabah super kaya yang ada di
Indonesia.
Peluang Local Private Bankers
Seorang ‘Private
Banker’ yang baik adalah merupakan seseorang pendengar yang baik (Good
Listener).
Oleh karena itu,
dengan memiliki peluang lebih banyak waktu bertemu dengan client, dengan lebih
banyak peluang untuk mendengar segala keluh-kesah dan keinginan client, maka
Local Private Bankers diharapkan akan lebih mampu dalam memahami gaya hibup dan
segala kebutuhan client. Sehingga kualitas hubungan dengan client (personal
relationship) akan lebih terjalin erat, yang secara langsung akan lebih
menciptakan kenyamanan bagi para client untuk dilayani oleh ‘private bankers’
tersebut, dan pada akhirnya akan lebih menciptakan banyaknya peluang-peluang
bisnis yang dapat digarap oleh para ‘local private bankers’.
Sedangkan kendala dalam hal penyediaan alternative produk dan jasa private
banking sebenarnya dapat diatasi dengan mudah, yaitu dengan melakukan
sebanyak-banyaknya (yang sudah tentu dilakukan secara teliti) ‘cross-selling’
produk dan jasa dengan pihak penyedia produk dan jasa lainnya baik didalam
maupun diluar negeri.
Jadi, sebenarnya kekhawatiran bahwa Foreign Private Bankers akan lebih
menguasai pasar private banking di Indonesia dengan sendirinya dapat diatasi
oleh dunia perbankan lokal di Indonesia. Namun demikian, sudah tentu upaya yang
harus dilakukan terlebih dahulu (dan tidak kalah pentingnya dengan masalah
peningkatan ‘personal relationship’ dengan client), adalah mensejajarkan
tingkat kemampuan para local private bankers dengan foreign private bankers,
atau setidaknya adalah harus ada upaya yang serius dalam melakukan up-dating
dan up-grading kemampuan para local private bankers yang ada.
Selain itu, meningkatkan kemampuan system dan teknologi dalam pelaku bisnis
private banking lokal juga harus dilakukan secara lebih serius dan lebih cepat.
Oleh karena itu, dua hal
penting tersebut diatas sudah seharusnya diupayakan oleh para penyedia jasa
private banking di Indonesia, yaitu sebagai sarana untuk mewujudkan kenyamanan
para client-client private banking dalam melakukan transaksi, yang pada
akhirnya adalah akan menghasilkan pendapatan (fee based income) dan sumber dana
jangka panjang (source of fund) bagi penyedia jasa private banking di
Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar