Generasi penerus kita saat ini dan khususnya para anak-anak kita,
menghadapi kondisi ekonomi yang jauh berbeda dibanding para orang tuanya dan
generasi pendahulunya, -- hal tersebut dewasa ini ditandai dengan semakin
ketatnya persaingan global, bursa lowongan kerja yang tidak pasti, kredit dan
pembiayaan konsumtif yang semakin mudah didapat (semakin merangsang tingkat
konsumtif), berkurangnya manfaat pensiun dan membanjirnya produk-produk
investasi (dengan segala bentuk resiko yang melekat) yang menyebabkan semakin
kompleksnya pengelolaan uang dari hari ke hari.
Kondisi saat ini memang sangat kompleks dan cukup mengkhawatirkan, namun
sekaligus merupakan hal yang menantang karena memiliki potensi manfaat yang
besar bagi generasi muda yang dibekali dengan pengetahuan yang memadai untuk
mengalihkan resiko kompleksitas kondisi ini menjadi hal yang menguntungkan
baginya.
Dalam upaya mewujudkan kehidupan yang lebih baik bagi para generasi penerus
kita di masa depan tersebut, beberapa tips berikut ini diharapkan akan dapat
membantu anda sebagai orang tua untuk mewujudkan harapan anda yang mulia
tersebut:
Tips Pertama : Jelaskan New Money Rules kepada anak anda.
Pesatnya kemajuan teknologi keuangan di Indonesia saat ini telah
menciptakan kondisi semakin mudahnya seseorang mendapatkan akses keuangannya
(unpresedented access to money). Saat ini banyak perbankan yang memasang
mesin-mesin ATM (Anjungan Tunai Mandiri) di sekolah-sekolah dan perumahan,
dan semakin banyaknya para Orang Tua yang memberikan fasilitas kartu kredit
kepada anak-anaknya. Anak-anak kita tumbuh di dunia dengan kecanggihan
teknologi yang memungkinkan uang digantikan dengan selembar kartu debit/kredit.
Tetapi, karena penggunaan uang secara langsung dalam bertransaksi semakin
jarang,, sehingga anak-anak sekarang cukup banyak yang tidak memahami dan
mengalami langsung bagaimana suatu transaksi finansial terjadi, terlebih lagi
pada saat ini cukup banyak para orang tua yang tidak memberikan penjelasan yang
cukup tentang dasar-dasar pengelolaan uang.
Padahal, dengan menanamkan dasar-dasar pengelolaan uang tersebut diatas,
maka secara langsung kita juga telah mengajarkan mereka sejak awal untuk
menjadi bijak dalam membelanjakan uangnya.
Pembelajaran sejak dini kepada anak-anak mengenai uang ini dapat dilakukan
setidaknya dengan memberikan penjelasaan kepada anak anda pada saat anda
melakukan transaksi keuangan sehari-hari. Pada saat melakukan penarikan ATM,
jelaskan kepadanya bahwa uang yang ditarik tersebut adalah uang hasil kerja
keras anda yang ditabung di bank.
Jelaskan kepada anak-anak bahwa anda membandingkan harga dan kualitas suatu
barang dengan barang lain sebelum memutuskan untuk membeli suatu barang di
toko. Jika anda membayar dengan menggunakan kartu debit, jelaskan bahwa uang
yang dipakai untuk membayar diambil dari saldo rekening anda. Sedangkan jika
anda membayar dengan kartu kredit maka anda akan menerima tagihannya yang harus
dilunasi nanti.
Seiring dengan bertambahnya usia anak anda, tambahkan informasi yang lebih
detil dan kompleks, seperti konsep bunga dan denda keterlambatan.
Dalam memberikan pembelajaran sejak dini kepada anak-anak mengenai uang
ini, libatkan secara langsung anak anda dalam semua aktivitas finansial anda.
Jika mungkin jadikan aktivitas itu suatu permainan yang menyenangkan baginya.
Tips Kedua : Fight the spend trend (jangan ikut-ikutan menjadi konsumtif).
Semakin ramainya iklan dan promosi barang-barang konsumtif menyerbu
masyarakat modern Indonesia saat ini, turut ikut memacu semakin
besarnya hasrat anak-anak untuk berprilaku konsumtif. Bahkan barang atau komoditi yang dahulu dipandang
sebagai barang mewah, saat ini seakan sudah menjadi kewajaran bagi masyarakat
umum untuk membeli dan menggunakannya.
Salah satu cara untuk melawan
godaan iklan adalah dengan menjadikan menabung sebagai kebiasaan sedini
mungkin. Mulailah dengan menabung di celengan, lebih disukai celengan yang
transparan sehingga anak anda dapat melihat uang yang telah ditabungnya
bertambah semakin banyak. Apabila celengan telah penuh, pindahkan uangnya ke
rekening tabungan di bank.
Bila anak anda semakin besar,
berikan uang saku yang harus dikelolanya sendiri. Ajarkan anak anda untuk
menyisihkan sebagian dari uang tersebut untuk membeli kebutuhannya sendiri
misalnya mainan. Bantulah dia untuk membuat perencanaan seberapa besar uang
yang ditabung, untuk berapa lama, berapa hasil tabungan tersebut nantinya.
Dengan ini maka anda telah mengenalkan ideologi menabung kepada anak anda.
Ajaklah seluruh anggota keluarga
untuk ikut menabung.
Tips Ketiga : Hone their competitive edge (asahlah kemampuan bersaing
mereka).
Sejak awal, para orang-tua harus mempersiapkan anak-anak anda agar fleksibel dan tangguh menghadapi tantangan.
Sejak awal, para orang-tua harus mempersiapkan anak-anak anda agar fleksibel dan tangguh menghadapi tantangan.
Didiklah sifat kewirausahaan sejak dini kepada anak-anak tersebut.
Doronglah mereka agar mau terlibat dalam kegiatan yang menghasilkan uang
seperti obral mainan bekas atau mencuci mobil. Diskusikan berbagai aspek dari suatu bisnis, seperti
bagaimana memasarkannya dan penetapan harga jual yang menghasilkan laba.
Para orang tua dituntut untuk
mampu mengasah keampuan bersaing anak-anaknya (competitiveness), karena dengan
kondisi bursa lowongan kerja yang tidak dapat ditebak dan kondisi perekonomian
yang terus berubah dimasa depan, kita sebagai orangtua tidak akan pernah tahu
lapangan pekerjaan apa yang akan sangat dibutuhkan pada generasi mendatang.
Tips Keempat : Usahakan
meraih jenjang pendidikan setinggi mungkin
Bursa lapangan kerja pada masa
lalu mungkin hanya mensyaratkan angkatan kerja dengan jenjang pendidikan
sarjana. Namun karena semakin banyaknya angkatan kerja dengan
kualifikasi sarjana maka untuk generasi mendatang dibutuhkan kualifikasi
pendidikan yang lebih tinggi. Semakin tinggi jenjang pendidikan maka semakin
baik posisi yang mungkin diraih oleh seorang tenaga kerja di tempat kerjanya.
Kualitas pendidikan juga berperan
penting. Alumni dari universitas berkualitas mempunyai kesempatan yang lebih
dalam menghasilkan gaji yang lebih besar dibanding alumni universitas yang
kurang berkualitas.
Tips Kelima : Berikan
juga bantuan kepada anak anda yang sudah dewasa.
Peran para orangtua sebagai guru
dan mentor tidak berakhir walaupun anak anda telah beranjak dewasa. Tidak
tertutup kemungkinan bahwa anak anda yang telah dewasa mungkin juga masih
membutuhkan bantuan dari anda secara finansial.
Kebanyakan keluarga lebih
menyukai memberikan uang kepada anaknya untuk membantu secara finansial
daripada sekedar menumpuk kekayaan yang nantinya akan diberikan kepada anaknya
dalam bentuk warisan.
Tetapi, dalam memberikan bantuan
finansial kepada anak-anak yang sudah berusia dewasa ini, harus dilakukan
secara berhati-hati. Karena, pemberian bantuan secara reguler dapat menyebabkan
anak anda terbiasa dengan gaya hidup yang tidak mampu dibiayainya sendiri, dan
mengindikasikan bahwa anak anda tidak dapat memenuhi kebutuhan finansialnya
sendiri.
Oleh karena itu, dalam memberikan
bantuan finansial kepada anak-anak yang sudah berusia dewasa, hal yang ideal
untuk dilakukan adalah seharusnya para orang tua menggunakan uangnya untuk
membantu anak-anaknya menjadi mandiri, bukan untuk memelihara agar mereka dapat
terus mandiri.
Jika bantuan finansial yang anda
berikan dimaksudkan untuk suatu tujuan tertentu maka pastikan anak anda
mengerti dengan jelas maksud bantuan tersebut, misalnya untuk membayar uang
muka KPR.
Hal terbaik yang dapat dilakukan
oleh para orang tua untuk membantu anak-anaknya menjadi mandiri secara
finansial saat dewasa adalah dengan menjadi contoh yang baik bagi mereka (Role
Model), karena anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat dan alami
langsung.
Selain dari tips-tips tersebut diatas, hal yang sangat mendasar dan penting
untuk dipahami oleh para orangtua dalam memberikan pembelajaran sejak dini
kepada anak-anak mengenai uang, sehingga anak-anak tersebut akan berhasil
mendapatkan taraf kehidupan yang lebih baik dimasa depan, adalah :
1. Berikan pembelajaran
mengenai uang sejak dini kepada anak-anak kita, karena dengan demikian maka
secara langsung kita juga telah mengajarkan mereka sejak awal untuk menjadi
bijak dalam membelanjakan uangnya.
2. Pastikan anak-anak kita
untuk menjadi generasi yang mandiri secara financial, sehingga mereka akan
mendapatkan taraf kehidupan yang lebih baik dimasa depan dibanding generasi
sebelumnya.
3. Sebagai orang tua berilah
contoh yang baik karena akan diteladani oleh anak-anak nantinya (Role Model).
Jika kita sebagai orang-tua belum pernah memberi contoh yang baik, maka
mulailah dari sekarang untuk menjadi contoh yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar