Masyarakat Indonesia
Pesatnya kemajuan teknologi keuangan di Indonesia saat ini
telah menciptakan kondisi semakin mudahnya seseorang mendapatkan akses
keuangannya (unpresedented access to money). Saat ini banyak perbankan yang
memasang mesin-mesin ATM (Anjungan Tunai Mandiri) di sekolah-sekolah dan perumahan hingga pusat perbelanjaan.
Tetapi sangat disayangkan bahwa betapa sedikitnya
masyarakat kita diajarkan tentang uang, bahkan masih banyak masyarakat kita saat ini
yang belum punya pengetahuan tentang mengelola
dan menginvestasikan uang.
Semakin ramainya iklan dan promosi barang-barang
konsumtif menyerbu masyarakat modern Indonesia, turut ikut memacu semakin
besarnya hasrat anak-anak, remaja dan orang dewasa saat ini untuk berprilaku konsumtif. Bahkan barang
atau komoditi yang dahulu dipandang sebagai barang mewah, saat ini seakan sudah
menjadi kewajaran bagi masyarakat umum untuk membeli dan menggunakannya.
Masih sedikitnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai pengelolaan
penggunaan uang akan menyebabkan mereka kurang
pandai dalam mengambil keputusan ketika menggunakan uang.
Hasil Riset Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Dari hasil survei di 20 Provinsi yang dilakukan oleh Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), yang melibatkan delapan ribu responden. Hasil
nya menunjukkan tingkat literasi keuangan yang rendah. Tercatat baru 22%
responden yang memahami jasa perbankan, 18% paham tentang produk dan jasa
asuransi, 15% responden memahami pegadaian, 10%
memahami lembaga pembiayaan, serta 7% yang memahami
dana pensiun. Pemahaman terendah terjadi di
pasar modal, karena hanya 4% responden yang memahami .
Karena pemahaman yang rendah, tingkat pemanfaatan produk-produk
keuangan itu juga rendah, khusus nya nonbank, yang tercermin pada
indeks utilisasi. Di
sektor perbankan tercatat indeks utilisasi 57%, yang artinya 57%
masyarakat sudah memanfaatkan jasa perbankan. Sedangkan di asuransi, hanya 11% penduduk yang
memanfaatkannya. Indeks utilisasi terendah terjadi di sektor pasar modal, karena hanya 0,11%
penduduk yang memanfaatkan.
Selain hasil tersebut diatas, OJK juga menemukan bahwa saat ini kurang
dari 30% penduduk Indonesia yang sudah mendapatkan layanan sektor keuangan.
BNI Financial Board Game
Menghadapi permasalahan tersebut dan dengan menyadari betapa pentingnya
untuk memberikan pembelajaran mengenai keuangan kepada
masyarakat, Team Busines Development Segment Emerald di PT.Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk., membuat dan menyediakan
sarana bagi masyarakat untuk dapat belajar mengenai keuangan dengan cara yang
sederhana dan menyenangkan.
BNI Financial Board Game adalah
permainan semacam ‘permainan monopoli’
yang berbentuk alat simulasi pembelajaran tentang
Kehidupan sehari-hari dan Keuangan.
Permainan ini sangat menarik dan menyenangkan serta cocok untuk mengasah
ketrampilan dan melatih kecerdasan anda dalam mengelola keuangan.
BNI Financial Board Game ini bukan sekedar permainan biasa, disini anda
belajar banyak hal tentang bagaimana mengelola keuangan-investasi-asuransi
sampai charity, yang jika dilatih secara rutin akan mampu mempertajam Financial
IQ anda.
Dengan mengalami dan terlibat langsung bermain ‘BNI Financial Board
Game’, anda akan dapat dengan lebih mudah dan lebih cepat dalam memahami
informasi komplit mengenai seluk beluk dunia keuangan; dari kondisi ekonomi
makro, cara membelanjakan uang, charity hingga perbedaan karakter berbagai
produk investasi dan asuransi yg dapat digunakan sebagai sarana utk menempatkan
dana dan melindungi anda.
BNI Financial Board Game akan dapat melatih siapapun yg berminat untuk
mempraktekkan cara-cara pengelolaan keuangan secara benar, dan juga dapat
membuka wawasan tentang produk bank, investasi dan asuransi, serta mengajarkan
cara berinvestasi seperti yg dilakukan oleh mereka yg kaya & sukses.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar