Kamis, 08 Oktober 2015

ORI012 dan Obligasi Negara bertenor 3 tahun


Seperti dalam tulisan saya sebelumnya, bahwa sebaiknya kita berbelanja pada saat sedang ada hargo diskon, karena dengan beli barang pada saat diskon maka kita mendapatkan keuntungan karena harganya lebih murah dibanding yang seharusnya.

 

Kali ini saya mau sharing tentang Penawaran ORI-12 di Pasar Perdana kali ini sbb.;

 

1) Saya dapat data dari teman yang mengambil info harga pasar Obligasi Negara bertenor 3 tahun saat ini (copy data bloomberg terlampir), dari data tersebut saya lihat Yield To Maturity (YTM) obligasi negara bertenor 3 tahun saat ini adalah 8,59%. Jadi, saat ini obligasi negara bertenor 3 tahun banyak diminati oleh investor dengan Yield 8,59 %.

 

2) ORI-12 bertenor 3 tahun dengan Kupon 9% yang sedang ditawarkan saat ini di pasar perdana adalah dengan harga par atau 100% atau juga dengan YTM 9% pa.

 

3) Berarti kalau kita lihat harga ORI-12 yang ditawarkan dengan harga 100% (at par).jika dibandingkan YTM Obligasi Negara tenor 3 tahun yang diminati dan ditransaksikan oleh investor di pasar saat ini (Yield 8,59%), maka terlihat bahwa dengan membeli ORI-12 di harga 100% itu berarti sama juga kita telah mendapatkan ORI-12 dengan harga diskon atau harga murah. Karena kalo memang Yield Obligasi Negara dengan tenor 3 tahun yang dimnati oleh investor pasar saat ini hanya 8,59%, itu artinya adalah sama dengan obligasi negara yang bertenor 3 tahun itu seharusnya harganya sekitar 101 %. (...hayooo masih ingat menghitung harganya dengan rumus YTM obligasi kan... hehehe)

 

Jadi, ORI012 dengan kupon 9% yang ditawarkan saat ini adalah lebih bagus dibandingkan Obligasi Negara bertenor 3 tahun lainnya.

Dengan kata lain, daripada beli obligasi negara 3 tahun dengan harga 101 %, ya sudah pasti lebih baik beli ORI-12 dengan harga 100% doong ..., karena sama juga kita dapat diskon 1 % kan...!!! hehehehe...

 

Coba bayangkan, kalo temen2 beli ORI-12, berati sekarang aja udah dapat barang diskon, nah...apalagi kalo benar memang BI-Rate akan jadi diturunkan oleh Bank Indonesia..., waaah...kebayang gak tuh nanti ORI-12 nya bakal naik ke harga berapa..... hahahaha..

 

================================================================================

Minggu, 04 Oktober 2015

The Influential People in Indonesia

Senang banget rasanya bisa ketemu teman-teman lama. Setelah 10 tahun lebih gak pernah kumpul ketemuan bareng, gak disangka jumat malam week-end kemaren beberapa teman-teman anggota Jakarta Private Bankers Club (JPBC) kumpul reunian di salah satu Kafe di Pacific Place Jakarta.

Banyak hal yang seru ketika acara kumpul alias reunian para Private Bankers dan Wealth Manager (walaupun saat ini beberapa diantaranya sudah ada yang berprofesi lain), ngobrol nostalgia kejadian-kejadian waktu lebih dari 10 tahun yang lalu, dan ada juga yang asyik bercerita pengalaman hidupnya masing-masing selama sepuluh tahun belakangan ini.
Beberapa teman yang hadir di acara reunian itu ada yang sudah menjadi Direktur Bank, ada yang sudah menjadi Senior Private Banker di luar negeri, dan ada juga yang sudah beralih profesi menjadi pengusaha hebat atau bahkan menjadi Isteri orang hebat....hehehe.  

Yaa judulnya “Happy” banget kita bisa kumpul lagi, mengingat paguyuban JPBC yang menjadi payung kita pertama kali berkumpul dan berkenalan ternyata masih berkesan di hati kita masing-masing.
Terlebih buat saya pribadi, bangga sekali rasanya bisa menjadi bagian dari komunitas yang hebat ini. Mengingat betapa sulitnya pada awal waktu dulu, tepatnya 13 (tigabelas) tahun yang lalu, saya dan beberapa rekan dari Bank Lokal dan 1 (satu) orang Banker Asing berjuang menyatukan mereka para Private Banker dan Wealth Manager lokal dan asing untuk bisa dan mau bersatu dalam satu paguyuban atau istilah kerennya adalah Asosiasi Private Banker dan Wealth Manager.

JPBC yang dibentuk sekitar 13 tahun lalu itu, atau tepatnya kita dirikan pada tahun 2002, beranggotakan para Private Banker dan Wealth Manager yang mempunyai latar belakang baik dari Perbankan Lokal maupun Bank Asing yang ada di Indonesia.

Waaah..., kalo di ingat-ingat lagi kejadian belasan tahun lalu, dimana kita JPBC’ers bersama para Financial Planner dan sekelompok mahasiswa UI, dalam upaya merintis memperkenalkan “Wealth Management & Financial Planning” ke teman-teman lainnya melalui diskusi dan training yang pernah kita buat... dimana belum ada satu pun organisasi serupa yang melakukannya, seru banget untuk dikenang dan TOP BGT deh..!

Buat saya pribadi, mereka para JPBC’er atau para Private Banker dan Wealth Manager yang bergabung dalam paguyuban JPBC, adalah merupakan orang-orang dan pribadi yang mempunyai pengaruh besar dalam perkembangan ekonomi negara ini. Karena mereka rata-rata memiliki  dan mengelola nasabah-nasabah High Networth Individual (HNI), yang rata-rata nasabahnya memiliki aset kekayaan puluhan bahkan ratusan milyar rupiah lebih.

Coba saja bayangkan, seandainya mereka dalam posisinya sebagai Private Banker dan Wealth Manager, mempengaruhi para nasabahnya untuk menarik balik semua dana penempatannya yang ada di luar negeri untuk ditempatkan ke dalam negeri ini, wah... mungkin perekonomian negara kita akan jauh lebih maju dibanding negara tetangga kita Singapura (karena memang diperkirakan hampir sekitar USD. 87 Milyar lebih dana investasi warga negara Indonesia yang ditempatkan di perbankan Singapura).
Atau bahkan misalnya, para Private Banker dan Wealth Manager ini bisa mempengaruhi para nasabah kaya tersebut untuk mengkonversi sebagian besar dananya kedalam rupiah,...hmmm..pasti nilai tukar rupiah kita akan jauh menguat tidak seperti kondisi sekarang.
Tetapi asal jangan malah sebaliknya, jangan sampai malah mereka mempengaruhi para nasabahnya malah untuk berduyun-duyun memindahkan dananya ke luar negeri atau membeli dollar..... hahahaha...!

Pokoknya, saya senang banget bisa menjadi bagian dari komunitas ini, buat saya para Private Banker dan Wealth Manager ini adalah orang yang sebenarnya bisa memiliki pengaruh besar dalam roda perekonomian negara kita.



I’m proud to be part of this club,

JPBC’er, You are the Private Banker and Wealth Manager,

You are the influential people in Indonesia !!!

Konsisten Membeli Saat Harga Sedang Murah


Ibu Rumah Tangga VS Investor Pasar Modal

Sore tadi sambil nunggu isteri belanja di Lotte Mart, iseng2 saya nongkrong ngopi sambil buka laptop di kafe tepat didepan Lotte Mart. Lumayan juga lamanya nunggu isteri belanja, kurang lebih hampir sebungkus rokok habis untuk menunggu dia selesai berbelanja.
Kelihatan memang lumayan ramai banyak orang pada belanja dan antri di counter kasir, dan kelihatan sekali banyak ibu-ibu menenteng dan membawa hasil belanjanya dengan kereta dorong (trolley) yang penuh dengan barang belanjaan.

Setelah beberapa jam kemudian, sambil mendorong trolley berisi penuh barang belanjaan  isteri saya kembali menghampiri saya di kafe tempat saya menunggu.
“Sorry, kelamaan ya Pa nunggunya?, tadi udah rame banget yang belanja terus panjang pula antrian waktu mau bayar di kasir” kata isteri saya. “Biasa-lah, kalo lagi pas ada waktu program diskon, memang selalu rame begini disini” sambungnya lagi.
“Nggak apa2 kok Ma, yang namanya lagi ada program diskon ya pasti ramai-lah orang pada belanja” jawab saya sambil tersenyum.

Setelah kejadian sore tadi di Lotte Mart, saya malamnya jadi ingat dengan seminar yang pernah saya ikuti waktu beberapa tahun lalu. Dalam seminar tersebut disampaikan bahwa terkadang Ibu-ibu rumah tangga sebenarnya lebih hebat dalam melihat situasi untuk membeli, dibanding para investor intelek di Pasar Modal.
Alasan nya adalah; terlepas dari hasrat konsumtif yang tinggi dikalangan ibu-ibu rumah tangga dalam berbelanja, tetapi ternyata ibu-ibu rumah tangga sekarang ini sudah banyak yang lebih pandai memilih waktu untuk berbelanja. Sekarang ini banyak ibu-ibu yang langsung menyerbu untuk belanja pada waktu ada program diskon di suatu swalayan atau departmen store, karena justeru banyak barang belanjaan yang dijual dengan harga murah selama program diskon diselenggarakan.

“How do people respond when there’s a significant markdown in prices at their favorite department store? They run into the store searching for bargains”
"How do they respond when there is a significant markdown in prices in the stock market? They often run out of the store and don’t return untill prices get back full retail”.

Nah, jika kita bisa ambil hal positif dari cara belanja ibu-ibu tersebut, mungkin sudah seharusnnya kita melihat peluang berinvestasi di bursa saham kita saat ini. Mengingat sudah jauh turunya harga saham dibursa saat ini maka merupakan waktu yang bagus untuk kita membeli saham atau obligasi, bahkan bisa juga membeli reksadana saham saat ini. Jangan malah kita pada panik dan menjual portofolio investasi kita pada saat pasar lagi diskon, eeh maksudnya ... jangan kita malah “panic-selling” ketika pasar lagi turun jauh seperti kondisi saat sekarang ini.

 
Jakarta, Oktober 2015.

Alwas Kurniadi