Jumat, 17 Januari 2014

Belajar Keuangan dengan cara Sederhana dan Menyenangkan

Masyarakat Indonesia
Pesatnya kemajuan teknologi keuangan di Indonesia saat ini telah menciptakan kondisi semakin mudahnya seseorang mendapatkan akses keuangannya (unpresedented access to money). Saat ini banyak perbankan yang memasang mesin-mesin ATM (Anjungan Tunai Mandiri)  di sekolah-sekolah dan perumahan hingga pusat perbelanjaan.

Tetapi sangat disayangkan bahwa betapa sedikitnya masyarakat kita diajarkan tentang uang, bahkan masih banyak masyarakat kita saat ini yang belum punya pengetahuan tentang mengelola dan menginvestasikan uang.

Semakin ramainya iklan dan promosi barang-barang konsumtif menyerbu masyarakat modern Indonesia, turut ikut memacu semakin besarnya hasrat anak-anak, remaja dan orang dewasa saat ini untuk berprilaku konsumtif. Bahkan barang atau komoditi yang dahulu dipandang sebagai barang mewah, saat ini seakan sudah menjadi kewajaran bagi masyarakat umum untuk membeli dan menggunakannya.
Masih sedikitnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai pengelolaan penggunaan uang akan menyebabkan mereka kurang pandai dalam mengambil keputusan ketika menggunakan uang.

Hasil Riset Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Dari hasil survei di 20 Provinsi yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang melibatkan delapan ribu responden. Hasil nya menunjukkan tingkat literasi keuangan yang rendah. Tercatat baru 22% responden yang memahami jasa perbankan, 18% paham tentang produk dan jasa asuransi, 15% responden memahami pegadaian, 10% memahami lembaga pembiayaan, serta 7% yang memahami  dana pensiun. Pemahaman terendah terjadi di pasar modal, karena hanya 4% responden yang memahami .
Karena pemahaman yang rendah, tingkat pemanfaatan produk-produk keuangan itu juga rendah, khusus nya nonbank, yang tercermin pada indeks  utilisasi. Di sektor perbankan tercatat indeks utilisasi 57%, yang artinya 57% masyarakat sudah memanfaatkan jasa perbankan. Sedangkan di asuransi, hanya 11% penduduk yang memanfaatkannya. Indeks utilisasi terendah terjadi  di sektor pasar modal, karena hanya 0,11% penduduk yang memanfaatkan.
Selain hasil tersebut diatas, OJK juga menemukan bahwa saat ini kurang dari 30% penduduk Indonesia yang sudah mendapatkan layanan sektor keuangan.

BNI Financial Board Game
Menghadapi permasalahan tersebut dan dengan menyadari betapa pentingnya untuk memberikan pembelajaran mengenai keuangan kepada masyarakat, Team Busines Development Segment Emerald di PT.Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk., membuat dan menyediakan sarana bagi masyarakat untuk dapat belajar mengenai keuangan dengan cara yang sederhana dan menyenangkan.

BNI  Financial Board Game adalah permainan semacam ‘permainan monopoli yang berbentuk alat simulasi pembelajaran tentang Kehidupan sehari-hari dan Keuangan.
Permainan ini sangat menarik dan menyenangkan serta cocok untuk mengasah ketrampilan dan melatih kecerdasan anda dalam mengelola keuangan.
BNI Financial Board Game ini bukan sekedar permainan biasa, disini anda belajar banyak hal tentang bagaimana mengelola keuangan-investasi-asuransi sampai charity, yang jika dilatih secara rutin akan mampu mempertajam Financial IQ anda.

Dengan mengalami dan terlibat langsung bermain ‘BNI Financial Board Game’,  anda akan dapat dengan  lebih mudah dan lebih cepat dalam memahami informasi komplit mengenai seluk beluk dunia keuangan; dari kondisi ekonomi makro, cara membelanjakan uang, charity hingga perbedaan karakter berbagai produk investasi dan asuransi yg dapat digunakan sebagai sarana utk menempatkan dana dan melindungi anda.
BNI Financial Board Game akan dapat melatih siapapun yg berminat untuk mempraktekkan cara-cara pengelolaan keuangan secara benar, dan juga dapat membuka wawasan tentang produk bank, investasi dan asuransi, serta mengajarkan cara berinvestasi seperti yg dilakukan oleh mereka yg kaya & sukses.